RUMUS SUPAYA MENANG SAAT BERMAIN JUDI KARTU CAPJIKA 

1505

DISCLAIMER: Perjudian atau judi online adalah suatu hiburan yang menyenangkan untuk jutaan orang di dunia namun untuk sebagian kecil orang perjudian atau judi online dapat menyebabkan masalah keuangan yang parah. Ingatlah bahwa perjudian atau judi online adalah suatu permainan hiburan belaka. Sama seperti hiburan lainnya, hiburan perjudian atau judi online adalah sebuah bentuk pengeluaran.

 

Permainan kartu hingga kini masih populer di berbagai kalangan masyarakat. Permainan ini dapat dimainkan dimana pun dan tidak membutuhkan peralatan mahal. Dari remaja hingga orang dewasa pasti mengenal permainan satu ini.

Di lingkungan masyarakat, permainan kartu kerap menjadi ajang taruhan atau judi. Meski aktivitas ini dilakukan tersamar, namun para pejudi bisa menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan pundi-pundi cuan.

Sebut saja, blackjack, poker hingga remi yang kerap dimainkan melawan bandar di sebuah Kasino atau melalui permainan judi online via komputer/smartphone. Pilihan ini disesuikan berdasarkan kebutuhan pejudi.

BACA JUGA

Selain ketiga permaian populer itu, ada juga loh permainan kartu lawas yang patut dicoba untuk adu taruhan. Permainan kartu ini sebenarnya sudah lama ada di Indonesia namun kepopulerannya sudah meredup seiring perkembangan zaman.

Adalah Capjikia yang merupakan permainan kartu berasal dari Tiongkok. Dahulu permainan ini dikenal oleh kalangan China di Batavia karena dianggap mudah hingga menyebar dan disukai kaum pribumi. 

Bahkan, pada zaman pemerintahan VOC di Batavia, capjikia dijadikan permainan judi untuk mendapatkan pajak tambahan. Hal ini membuat kapitan China mendapat izin pembukaan tempat judi hingga permainan ini populer pada masanya.

Cara memainkan capjikia sendiri cukup mudah dimana pemain hanya menebak satu atau lebih kartu dari dua belas nomor yang tersedia. Sebelum memulai permainan, pemain harus membeli kupon atau biasa disebut keplek. Pemain kemudian diminta menebak isi kartu yang telah dimasukan ke dalam kotak tertutup.

Perlu diingat, bandar akan menyampaikan kode yang bisa saja membuat pemain terkecoh.  Ketidaktahun pemain saat menebak menjadi peluang bandar untuk mengendalikan permainan, dimana setiap penarikan bandar akan mengeluarkan kertas yang berisi petunjuk.

Lazimnya, untuk mengecoh pemain bandar akan memberikan petunjuk yang memiliki banyak arti. Bagi pemain yang cukup cerdas menebak kartu maka akan mendapatkan 10 kali uang taruhan. Menarik bukan?

Rumus Menghitung Capjikia

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bandar taruhan akan selalu menggunakan berbagai cara untuk mengecoh para pemain. Untuk itu, pemain harus paham betul rumus bermain capjikia untuk memenangkan taruhan.

 

  • Rumus Pasaran

 

Ada rumus yang biasanya diterapkan yakni rumus pasaran jawa. Misalnya, senin pon + senin 4 pon 7, 4+7 = 11. Berarti anda harus mencari yang jumlahnya 4,7 dan jumlah 11 dalam putaran.

 

  • Rumus Menghitung Jumlah 17 dan 18

 

Strategi ini dilakukan dengan melihat keluar angka dahulu. Misal, putaran ke 1=6, ke 2=6 dan putaran ketiga kalian harus pasang angka 5 dimana 6+6+5=17. Akan tetapi ini belum mendekati jumlah 17, contohnya 6 6 3 dan yang harus anda pasang adalah angka 2 jadi 6+6+3+2 = 17. Perlu diingat, tidak semua putaran yang jumlahnya 17 itu diatas ya.

 

  • Cara Ilmu Jawa

 

Senin = cawang, kerok

Selasa = dimpil, ningkrang

Rabu = ciwir, ratu

Kamis = kerok, gunung

Jumat = kantong, gundul

Sabtu = plompong, babi

Minggu = gundul, petik

Arti Kartu Capjikia

Diketahui, tiap kartu Capjikia memiliki arti masing-masing, yakni :

  • Dimpil: pinter, diyan, rugi, kere, ora tanggungjawab, manungso
  • Ciwir: gantheng, pepak, bangsar, gesik, siwir, senter, sentir
  • Cawang: kalangan, kecegat, pegat, genteng, keningahan
  • Kantong: mikir butuh, dwuwitan, gumun, ngelus, sambat, tipuan
  • Kerok: ukoro dobel, akeh, ramai, ketemu, sabda, langit
  • Ratu: segalane, padhang, ilane, lugu
  • Gundul: nandhakake, setan, gundul, jin
  • Babi: polah, teman, jujur, bercinta
  • Ningkrang: sumuk, santai, hadiah, bebane, raga
  • Petik: mati, petingkahan, kaku, bocah, eman, lali
  • Gunung: semuy, jembling, sumbar, ora kakehan