Kisah Hidup Howard Hughes, Pebisnis Judi yang Punya Banyak Talenta

283
Kisah Hidup Howard Hughes, Pebisnis Judi yang Punya Banyak Talenta

Anda familiar dengan Howard Hughes? Bagi sebagian orang sudah tidak asing lagi dengan sosok Howard Hughes. Selama hidupnya, Hughes dikenal sebagai seorang yang multitalenta dan pengusaha kaya raya. Hal ini terbukti dengan segudang profesi yang dilakukannya seperti penerbang, produser film, insinyur, serta pengusaha properti dan kasino.

Berkat kepopulerannya, sosok Howard Hughes diadaptasi ke film layar lebar berjudul The Aviator yang dirilis pada tahun 2004 lalu. Dalam film biografi tersebut, sang tokoh utama Howard Hughes diperankan oleh Leonardo Dicaprio. 

Sosok Howard Hughes juga sangat berjasa dalam mengubah citra Las Vegas dari kota liar menjadi kota judi terbesar di dunia hingga saat ini. Hal ini dibuktikan Hughes dengan membangun banyak hotel dan resort kasino di kawasan Las Vegas Strip, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat yang masih beroperasi sampai sekarang. 

BACA JUGA

Kenali Faktor Pemicu Ketagihan Bermain Game Mesin Slot Online

Kazuo Okada, Gurita Bisnis Judi Konglomerat Jepang

Berkat kepiawaiannya dalam berbagai bisnis yang digelutinya, termasuk hotel dan kasino, Howard Hughes menjadi orang terkaya pada zamannya, hingga maut menjemputnya. Seperti apa sepak terjang Howard Hughes menjadi pebisnis judi kaya raya selama hidupnya? Berikut penelusuran tim Matanaga.

Perjalanan Hidup Howard Hughes

Howard Hughes lahir di Humble atau Houston, Texas, pada tanggal 24 Desember 1905 silam. Ayah Hughes, Howard Hughes Sr., memperoleh kekayaannya dengan merancang mata bor yang dapat menembus hard rock. Meskipun ia dibesarkan dalam keluarga kaya, Howard Hughes Jr. mengalami kesulitan untuk fokus pada studinya dan sering berpindah sekolah. 

Saat remaja, pria yang lahir dengan nama lengkap Howard Robard Hughes Jr ini lebih suka mengutak-atik hal-hal mekanis daripada duduk di ruang kelas. Misalnya, ketika ibunya melarang Hughes memiliki sepeda motor. Lalu, seketika Hughes menyulap sepedanya menjadi sepeda motor dengan menambahkan mesin dan komponen lain.

Ketika Hughes baru berusia 16 tahun, ibunya meninggal dunia. Belum genap dua tahun kemudian, giliran ayahnya yang meninggal dunia. Kemudian Howard menerima 75% dari harta milik ayahnya yang berjumlah jutaan dolar AS. Sementara 25% warisan harta dari sang Ayah diberikan kepada kerabatnya. 

Hughes muda tidak sejalan dengan kerabatnya yang mengelola perusahaan milik keluarganya yaitu Hughes Tool Company. Namun, karena  baru berusia 18 tahun, Hughes tidak bisa berbuat banyak. Dia tidak akan dianggap dewasa secara hukum sampai dia mencapai usia 21 tahun dan bisa terlibat dalam pengelolaan perusahaan sepenuhnya.

Bermodal tekad kuat, Hughes pergi ke pengadilan dan meminta hakim untuk memberinya usia dewasa yang sah. Berikutnya, Hughes membeli saham perusahaan yang dimiliki kerabatnya atas Hughes Tool Company. Pada usia terbilang sangat muda, yaitu 19, Hughes menjadi pemilik penuh perusahaan. 

Selanjutnya, di tahun 1925, Hughes menikahi Ella Rice, istri pertamanya. Namun, sayang pernikahan yang baru seumur jagung tersebut, harus berakhir di tahun 1929. 

Selang beberapa puluh tahun, tepatnya di tahun 1957, Hughes kembali menikah lagi. Di tahun tersebut, mempersunting Jean Peters dan harus berakhir dengan perceraian pada tahun 1971. 

Sayangnya, dari kedua pernikahan tersebut, Hughes tidak memiliki anak kandung. Banyak kabar menyebutkan bahwa Hughes memiliki anak hasil adopsi.

Prestasi dan Karier Howard Hughes

Prestasi dan Karier Howard Hughes

Pada tahun 1925, Hughes dan istrinya memutuskan untuk pindah ke Hollywood dan menghabiskan waktu bersama paman Hughes, Rupert, yang merupakan penulis skenario. Profesi yang digeluti sang paman tersebut, mengundang minat Hughes pada dunia perfilman. Kemudian Hughes memproduksi film pertamanya berjudul Swell Hogan.

Merasa kurang puas dengan film perdananya, Hughes terus belajar dari kesalahannya dan terus membuat film. Alhasil film ketiganya yang berjudul Two Arabian Knights berhasil memenangkan piala Oscar untuk Sutradara Komedi Terbaik pada tahun 1929.

Hughes tidak pernah berhenti untuk mencoba hal baru. Pada tahun 1932, Hughes merambah ke dunia penerbangan. Dia mendirikan Hughes Aircraft Company dengan membeli beberapa pesawat, dan mempekerjakan banyak insinyur dan desainer untuk membantunya merancang pesawat yang lebih cepat. 

Hughes menghabiskan sisa tahun 1930-an dengan membuat rekor kecepatan baru. Selanjutnya, Hughes terbang keliling dunia pada tahun 1938, hingga akhirnya memecahkan rekor Wiley Post. 

Berikutnya, pada tahun 1944, Hughes memenangkan kontrak pemerintah untuk merancang kapal terbang besar yang dapat membawa orang dan persediaan untuk berperang di Eropa. Hughes H-4 Hercules yang juga dikenal sebagai Spruce Goose, merupakan pesawat terbesar yang pernah dibuat, berhasil diterbangkan pada tahun 1947. Namun, setelah itu, pesawat tersebut tidak pernah terbang lagi.

Kiprahnya dalam industri penerbangan sudah diakui dunia dengan segudang prestasi dan penghargaan yang Hughes terima. Salah satunya mendapatkan Medali Emas Kongres, Hall of Fame Udara & Luar Angkasa Internasional.

Pebisnis Judi Sukses 

Ketika mengawali bisnis perjudian di Las Vegas, Hughes banyak memiliki kisah unik. Pada tahun 1966, Hughes menginap di kamar penthouse di hotel Desert Inn, Las Vegas. 

Tiba-tiba secara mendadak, Hughes diminta meninggalkan kamarnya oleh pemilik hotel. Karena kala itu, tamu hotel ingin menginap di kamar yang disewa Hughes untuk merayakan Tahun Baru.

Kemudian pemilik hotel marah besar kepada Hughes. Karena merasa nyaman tinggal di hotel tersebut dan menghindari konflik dengan sang pemilik, Hughes tak tanggung-tanggung membeli seluruh hotel Desert Inn di awal 1967.

Lalu, hotel yang terdiri dari 9 lantai tersebut kemudian menjadi pusat kerajaan bisnis Hughes. Bahkan, Bahkan Hughes menjadikan Desert Inn sebagai hunian pribadinya.

Tak hanya itu, Hughes juga membeli tempat kasino bernama Silver Slipper dengan harga USD 5,4 juta atau setara Rp77,4 triliun pada tanggal 30 April 1968. Alasan Hughes membeli Silver Slipper sangat unik lantaran lampu neon bertuliskan trademark kasino tersebut sering membuat matanya silau. Hughes mengaku sering terbangun di malam hari, lantaran lampu neon dari kasino tersebut menyala-nyala dan menyorot langsung kamarnya. 

Tak tanggung-tanggung, Hughes lantas membeli kasino tersebut beserta seluruh isinya dan mematikan lampu neon bertuliskan Silver Slipper. Selanjutnya Hughes kemudian membeli real estate senilai USD 300 juta atau setara Rp4,3 triliun di Las Vegas, dan mulai ikut terlibat membentuk Sin City menjadi tempat judi judi terbesar di dunia seperti sekarang ini.

Karena ketidaksengajaan membeli hotel dan tempat kasino, kemudian membuat Hughes semakin tertarik dengan bisnis properti. Pada tahun 1972, Hughes membentuk Howard Hughes Corporation yang sebelumnya dikenal dengan nama Summa Corporation. Sejak saat itu, Howard Hughes Corporation menaungi hotel dan kasino mewah di kawasan Las Vegas seperti Sands, Frontier, Silver Slipper, Castaways and Landmark dan Harold’s Klub. 

Sampai kematiannya tiba, Hughes menjadi pengusaha judi terkaya dengan menguasai sebagian besar wilayah Las Vegas. Selama hidupnya, Hughes telah mengumpulkan total kekayaan sebesar USD 1,5 miliar atau setara Rp21,5 tirliun. 

Kematian Hughes dan Warisannya

Kematian Hughes dan Warisannya

Hughes meninggal dunia pada tanggal 5 April 1976 pukul 13.27 dalam penerbangan Robert Graf dari penthouse-nya di Acapulco Fairmont Princess Hotel di Acapulco, Meksiko ke The Methodist Hospital di Houston. Penyebab kematian Hughes karena kekurangan gizi, dehidrasi dan overmedicated pada kodein. Setelah wafat, Hughes dimakamkan di Glenwood Cemetery di Houston, Texas, di sebelah makam orang tuanya.

Sebelum kematiannya, Hughes tidak pernah menulis surat wasiat, sehingga pengadilan tidak melanjutkan klaim wasiat tersebut. Karena tidak memiliki keturunan langsung atau keluarga dekat, makanya Hughes tidak meninggalkan surat wasiat. 

Banyak kabar menyebutkan bahwa harta kekayaan Hughes seluruhnya diserahkan ke Howard Hughes Medical Institute miliknya. Sementara kabar lain menyebutkan bahwa saudara sepupu jauh ingin menguasai seluruh harta kekayaan Hughes.